Terbang ... Kukepakkan sayap-sayap berdarahku
Tinggi ... Menjejak mega kelabu, basah dan menyakitkan
Bukan tanpa arah, tapi ku tersesat
Bukan tanpa semangat, namun ku terkulai .. lemah ..
Pernah ku menjadi Rajawali, berkuasa atas angkasaku
Pernah ku songsong penguasa Timur, menghadapinya mata ke mata
Pernah ku jelajahi lekuk bumi, sampai titiknya yang terjauh
Pernah ku tapaki samudera, dimana airnya tumpah di ujung dunia
Namun, senja menangkapku
Menarikku ke dalam pusaran cahaya, meredup tak berwarna
Mencabikku hingga telanjang, nanar dan tak melawan
Mencabutku dari kejayaan dan kemegahan angkasaku
Dan biarkan ku jatuh ke tanah hitam berlumpur dan berpaku
Hai! Senja yang perkasa
Hanya bisa kau tersenyum atas hancurnya ragaku
Hanya bisa kau tertawa atas punahnya tulang-tulangku
Namun ku tau pasti, tertawaku adalah akhir dari semua lakon hidupku
Karena tak surut sayap-sayapku terus mengepak
Atau hingga gugur lembaran diriku satu persatu
Ku mungkin hanya punya selembar bulu
Namun dengan itu ku pasti, kan ku koyak senjamu di angkasa
Yang terlalu lama menutupi kebebasa jiwa
(Digubah pada Oktober, hari ke 29, pukul 22.30 .. saat menapaki Koridor 12 TransJakarta)
No comments:
Post a Comment