MY BOOKS SURGERY

Senin, 30 Desember 2013

Judul Buku  :  1434 - Saat Armada Besar China Berlayar ke
                        Italia dan Mengobarkan Renaisans
Penulis         :  Gavin Menzies
Penerbit       :  Pustaka Alvabet, Indonesia
Edisi             :  Cetakan 1, April 2009
Genre           :  Science / History


Sejujurnya, aku lupa kapan tepatnya buku ini pertama kali ada di tanganku. Minat dan perhatian terhadap sejarah atau science yang berhubungan dengan sejarah sudah mendarah daging dalam diriku sejak aku bisa membaca (kalo kata Ibuku, sejak aku umur 4 tahun sudah bisa baca), dan mengoleksi buku-buku sejarah sudah kulakukan sejak masa kecilku. 
Yang aku ingat, awalnya adalah aku membeli buku berjudul 1421 - Saat China Menemukan Dunia dari penulis yang sama, Gavin Menzies dan langsung terperangah dengan isinya. Dengan gaya menulis yang ringan dan sistimatis dengan didukung berbagai data dan hipotesa serta pembuktian secara ilmiah , Menzies mengemukakan ide mengenai pelurusan sejarah terhadap apa yang selama ini sudah aku ketahui, dan itu merubah semua perspektif dan pengetahuan sejarah aku. Dalam buku tersebut, Menzies mengemukakan sebuah bahan diskusi yang menarik, bahwa selama ini kita mengetahui dari buku-buku sejarah mengenai penemuan "dunia baru" atau "tanah baru" (Amerika oleh Christopher Colombus, Australia oleh James Cook, Selat Magellan di Amerika Selatan oleh Ferdinand Magellan, dan sebagainya) oleh para penjelajah dari Eropa, dan apa yang kita ketahui selama ini (bisa saja) salah. Bahwa yang menemukan benua-benua baru tersebut adalah Armada Pelayaran Kekaisaran China dari Dinasti Ming dibawah pimpinan Laksamana Agung Cheng Ho (Zheng He) -buku ini akan aku ulas dilain kesempatan-
Karena sebegitu terpukaunya aku dengan buku itu, maka tanpa pikir panjang ketika buku 1434 - Saat Armada Besar China Berlayar ke Italia dan Mengobarkan Renaisans beredar, aku langsung membeli, membaca dan kembali terperangah dengan isinya.

"Bagaimana seseorang bisa dikatakan menemukan tempat yang petanya sudah ia miliki". Itulah kata-kata Menzies pada pengantar buku ini. Sebuah pertanyaan yang secara logika akan mudah dimengerti oleh orang yang terbodohpun. Secara logika kita otomatis akan berpikir bahwa orang yang telah memetakan tempat tersebut pertama kali lah yang bisa dikatakan menemukan tempat tersebut, sementara orang yang memegang peta dan petunjuk arah menuju tempat itu hanyalah pengikut. Namun sejarah dibentuk oleh pemegang kekuasaan (pepatah Homer) berlaku. Para penjelajah Eropa mencatatkan namanya di dalam sejarah sebagai orang-orang yang menemukan "Dunia Baru" sementara sang penemu yang sebenarnya tenggelam dalam sejarah karena kemunduran kekuasaan negaranya.

Latar belakang Menzies yang purnawirawan perwira Angkatan Laut Kerajaan Inggris (Royal Navy), dan pernah memimpin armada kapal selam, serta kemampuan navigasi nya yang sangat mumpuni, yang menjadikan buku ini makin menarik. Menzies menitik beratkan hipotesanya dari sejarah pembuatan peta dunia yang telah ada jauh sebelum penjelajah Eropa menyentuhkan kapalnya di laut untuk mencari "Dunia Baru". Contoh kasus yang sangat jelas adalah "penemuan" Selat Magellan di ujung selatan Benua Amerika. Magellan mengklaim menemukan Selat tersebut pada tahun 1519, sementara pada peta tahun 1505 buatan Martin Waldseemuller telah menunjukkan kawasan Pasifik Amerika, dan peta buatan Johannes Schoner tahun 1515 telah menunjukkan selat tersebut dengan jelas. Dan yang membuat hal ini makin menarik adalah baik Waldsemuller dan Schoner adalah orang-orang yang tidak pernah melaut sekalipun dalam hidupnya. Keduanya bekerja sebagai Canon (pendeta) di daerah pedalaman (Schoner di Jerman dan Waldsemuller di Perancis) yang jauh dari laut. Kedua pembuat peta ini lebih tepat disebut penyalin peta, karena mereka menyalin peta tersebut dari peta yang dibuat oleh para penjelajah China yang ikut dalam ekpedisi armada Cheng Ho mengelilingi dunia. Contoh kasus yang lain adalah, tahun 1419, Albertin di Virga menerbitkan sebuah peta yang menunjukan Belahan Bumi Timur yang memperlihatkan Australia bagian utara, sementara Kapten James Cook baru "menemukan" benua tersebut 350 tahun kemudian. Contoh lain lagi adalah Peta Piri Reis yang menunjukkan Kepulauan Shetland Selatan 400 tahun sebelum orang Eropa pertama mencapai Antartika!

Kenapa China?? Dan kenapa tidak ada catatan sejarah mengenai hal ini sebelumnya?? Dua pertanyaan ini muncul dalam benakku ketika aku membaca buku-buku ini. Aku tau dan pernah membaca mengenai Laksamana Cheng-Ho, seorang muslim yang juga Thai-kam (orang kebiri-an) kepercayaaan Kaisar China Zhu Di dari Dinasti Ming (1368 - 1644). Aku tau bahwa China menguasai perdagangan sepanjang rute Asia Tenggara sampai Afrika Timur saat itu, bersama-sama dengan Kerajaan Malaka dan Kerajaan Majapahit di Indonesia (1293 - 1527), tapi aku belum pernah tau bahwa armada laut China pernah melintas melebihi Tanjung Harapan di Afrika Selatan atau memasuki Terusan Suez menuju Laut Mediternia. Dan buku ini menjawab semua pertanyaanku. Menzies dengan pengetahuan yang luas mengenai armada angkatan laut dunia mengupas tuntas tentang perbandingan kekuatan armada angkatan laut dunia saat itu, Eropa yang bangga dengan armada Venesia, Mesir dan Arab dengan Dhouw khasnya, dan Persia. Namun semuanya berbanding bagaikan gajah dan semut dengan armada laut Kekaisaran China saat itu, baik dari segi jumlah maupun ukuran kapalnya (tentu saja China menjadi Gajahnya). Menzies juga mengulas mengenai keahlian Sumber Daya Manusia dimana Eropa masih terkungkung dalam Abad Kegelapan ditandai dengan kemunduran ilmu pengetahuan, negara-negara Arab dan Timur Tengah sedang mengalami krisis kepemimpinan dan wilayah, sementara hanya China yang berjaya dengan ahli-ahli dalam segala bidang. China bahkan telah menyusun Yong-le Dadian, ensiklopedia terlengkap pertama di dunia yang dibuat pada tahun 1403-1408, dikerjakan oleh lebih dari 2.000 orang sarjana berbagai bidang termasuk pertanian, seni, astronomi, drama, geologi, sejarah, literatur bahasa, pengobatan, sains alam, fisika, kimia, biologi, keagamaan dan teknologi. Ensiklopeida Yong-le terdiri dari 22.937 gulungan manuskrip, 11.095 volume, memerlukan ruangan sebesar 1.400 meter kubik untuk penempatannya, dan menggunakan 370 juta karakter huruf China di dalamnya!! Sebuah prestasi yang mengungguli semua negara di dunia saat itu!

Singkat kata, China adalah negara Super Power saat itu dan satu-satunya negara yang mampu menjelajah dunia dan memetakan dunia, jauh sebelum orang-orang Eropa turun ke laut dan "menemukan" dunia baru. 
Jawaban atas pertanyaan kedua, sejujurnya sangat menyedihkan. Seperti telah kita ketahui, Dinasti Ming adalah dinasti terakhir dan orang-orang Han, dan selanjutnya China dikuasai oleh orang-orang Mongol dan memulai kekuasaan Dinasti Qing (Manchu) yang berakhir pada tahun 1911 ketika China menjadi negara Republik. Pada saat pergantian dinasti tersebut, seperti kebiasaan pada dinasti-dinasti sebelumnya, maka dinasti yang lama tidak rela untuk memberikan keunggulan dan kejayaannya kepada dinasti yang baru. 
Ada dua teori umum yang dikenal di kalangan peneliti mengenai apa penyebabnya informasi "China menguasai dunia" dalam Yong-le Dadian seri orisinal, menghilang dan terlupakan oleh sejarah :
  1. Bencana kebakaran yang terjadi di Nanjing tahun 1449 (Ibukota Kekaisaran China saat itu) yang menghanguskan seri orisinal dari Yong-le Dadian
  2. Ensiklopedia tersebut sengaja di hilangkan pada saat pergantian kekuasaan dan Dinasti Ming ke Dinasti Qing (Manchu) sebagai suatu sentimen antar dinasti
Namun, saat ini masih terdapat beberapa copy dari Yong-le Dadian yang terselamatkan. Dari 11.095 jilid / volume, saat ini hanya terdapat 221 jilid disimpan di Perpustakaan Nasional China di Beijiing, 62 jilid di Museum Istana Nasional Taipei, Taiwan, 41 jilid di Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, 51 jilid di Perpustakaan British, dan 5 buku di Perpustakaan Nasional Jerman.






No comments:

Post a Comment